Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Telah banyak dikatakan bahwa tujuan umum perusahaan adalah membuat suatu produk atau jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya, dan menjual dengan harga yang wajar. Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya.
Setiap perusahaan pasti memiliki cara tersendiri dalam memanajemen operasi produksinya. Dalam tugas ini, kami memilih objek penelitian Usaha Kecil Menengah (UKM) Kerupuk Mekar Putra. Peran UKM bisa dianggap sebagai salah satu katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional yang ikut mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Usaha ini sangat sederhana, tetapi dalam mengelola usaha ini pasti ada manajemen operasi agar semua aktivitas produksi dapat berjalan sesuai target penjualan. Usaha kerupuk merupakan usaha yang memerlukan modal relatif kecil, tetapi pendapatan yang dihasilkan relatif lebih banyak dibandingkan modal yang dikeluarkan. Di samping itu, tidak banyak orang mengetahui bahwa memproduksi atau membuat kerupuk itu cukup rumit meskipun banyak orang yang dengan mudahnya makan kerupuk dengan harga yang relatif murah. Oleh karena itu, kami akan menyajikan bagaimana manajemen operasi yang ada pada UKM kerupuk “Mekar Putra”.
1.2 Gambaran Objek Penelitian
• Nama Badan Usaha : Kerupuk “Mekar Putra”
• Produk : Kerupuk
• Nama Pemilik : Haji Ramlan
• Alamat Usaha : Jl. Jangkungan 7 Salatiga
• Jumlah Karyawan : 20 orang
• Penghasilan /bln : ± Rp 50.000.000,-
• Gaji pegawai : Rp 30.000 /hari + 3x makan
• Daerah Pemasaran :
Struktur Organisasi
1.3 Persoalan Penelitian
1. Siapa saja yang bertanggung jawab atas proses produksi dan bagaimana system pengendaliannya?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan kegagalan produk dan bagaimana UKM tersebut menangani masalah yang sedang terjadi ?
3. Bagaimana proses input dapat menjadi output ?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
· Mengetahui bagaimana manajement operasi suatu UKM.
· Mengetahui penyebab kegagalan produk pada UKM dan penanganannya.
· Mengetahui proses produksi kerupuk.
· Memenuhi tugas mata kuliah WM231 A (Manajemen Operasi) mengenai manajemen operasi suatu UKM.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Mendapatkan pengalaman, yaitu secara langsung dapat mengetahui bagaimana proses operasional berjalan melalui observasi lapangan.
1.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan 3 metode, yaitu :
1. Metode Kajian Pustaka
Metode kajian pustaka adalah metode dimana kami mencari / memperoleh sumber dari buku – buku atau internet. Metode ini sangat penting dalam penyusunan makalah ini.
2. Metode Wawancara
Metode wawancara ini merupakan metode dimana kami bertanya langsung kepada pemilik maupun orang yang ada hubungannya dengan UKM ini (karyawan).
3. Metode Observasi
Dalam metode ini, kami mengamati secara langsung bagaimana proses pembuatan kerupuk dari input hingga menjadi output.
BAB II
TELAAH TEORITIS DAN PEMBAHASAN
2.1 Telaah teoritis
2.1.1 Definisi Manajemen Operasi
Usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya- sumber daya (atau sering disebut faktor-faktor produksi) – tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah, dsb – dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa.
2.1.2 Istilah Manajemen Operasi
Manajemen operasi bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa dalam organisasi. Manajer operasi mengambil keputusan yang berkenaan dengan suatu fungsi operasi dan system transormasi yang digunakan. Dengan demikian, manajemen operasi adalah kajian pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi. Dari definisi ini terdapat tiga hal yang dapat kita simpulkan (mylivepage.com):
a. Fungsi
Manajer operasi bertanggung jawab mengelola fungsi organisasi yang menghasilkan barang dan jasa. Pada manufaktur fungsi operasi disebut dengan departemen manufaktur. Pada organisasi jasa disebut dengan departemen operasi. Istilah operasi mengacu pada fungsi menghasilkan barang dan jasa. Fungsi operasi diperlakukan sama dengan fungsi-fungsi lainnya seperti fungsi pemasaran dan keuangan.
b. Sistem
Gambaran sisitem tidak hanya menjadi pijakan definisi jasa dan faktur sebagai sistem transformasi, tetapi sebagai dasar yang kuat untuk system rancangan dan analisis operasi. Dengan pandangan ini, manajer operasi sebagai konversi perusahaan. Misalnya, jasa penjualan pada fungsi pemasaran, dapat dipandang sebagai system yang produktif dengan masukan, transformasi dan keluaran. Konsep manajemen operasi memiliki kemampuan melebihi fungsional operasi.’
c. Keputusan
Seorang manajer wajar mengambil keputusan untuk memusatkan perhatian pada pengambilan keputusan sebagai tema pokok operasi. Keputusan-keputusan itu antara lain adalah proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu.
2.1.3 Fungsi operasi dalam organisasi
Fungsi (sistem) operasi adalah bagian dari organisasi yang membuat dan menghasilkan produk perusahaan, barang maupun jasa.
2.1.4 Ruang lingkup Mananjemen Operasi
Ruang lingkup Manajemen Operasional
APA YANG DIMAKSUDKAN DENGAN MANAJEMEN OPERASIONAL ?
Untuk menciptakan barang dan jasa (produk), semua organisasi bisnis (perusahaan) paling tidak menjalankan tiga fungsi utama yaitu:
1. Fungsi Pemasaran (Marketing Function) yang berhubungan dengan pasar untuk
dapat menciptakan permintaan dan pada akhirnya menyampaikan produk yang
dihasilkan ke pasar.
2. Fungsi Keuangan (Finance Function) yang mengelola berbagai urusan keuangan didalam perusahaan maupun perusahaan dangan fihak luar perusahaan.
3. Fungsi Produksi atau Operasi (Operation Function) berkaitan dengan penciptaan barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
Mengacu pada tiga fungsi utama perusahaan, maka dalam fungsi operasional diperlukan Manajemen Operasional. Sehingga dengan demikian, Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau aktifitas yang menciptakan nilai produk baik berupa barang maupun jasa melalui proses transformasi input menjadi output. Aktifitas tersebut berlaku untuk berbagai macam produsen barang seperti elektronik, garmen, otomotif, demikian pula berlaku juga bagi produsen jasa seperti media masa, hiburan, pendidikan, konsultan.
2.1.5 Posisi manajemen dalam operasi
Manajer operasi, dalam manufaktur termasuk manajer pabrik dan wakil dirut pabrik. Untuk jasa termasuk menajer toko, kantor, wakil manajer operasi. Posisi ini menyangkut koordinasi dan pelaksanaan fungsi operasi, juga tanggung jawab khusus yaitu; perencanaan strategis penentuan kebijakan , penganggaran bekanja dan pengendalian operasi. Tugas atau fungsi manajer antara lain:
a. Material manajer, mengelola dan mengintegrasi proses bahan mentah menjadi barang jadi.
b. Inventori manajer, melakukan bahan pada saat yang tepat.
c. Production control and scheduling manajer, manajer pengendalian produksi bertanggungjawab terhadap pengembangan produksi dan pemakaian sumber daya sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
d. Quality manajer, perencanaan dan pengendalian mutu produk.
e. Facility manajer, mandesain, proses dan pengendalian fasilitas operasi.
f. Manajer lini, bertanggungjawab atas kerja dan unit-unit produksi, prestasi kerja,pengembangan pribadi, organisasi kerja dan sistem balas jasa.
g. Analisis perencanaan operasi, bertanggungjawab atas perencanaan secara manyeluruh, penganggaran, dan pengendalian operasi.
2.1.6 Perbedaan operasi produsen barang dan jasa
Barang adalah entitas nyata, sedangkan jasa tidak berwujud. Beberapa pokok perbedaan antara barang dan jasa:
a. Kapasitas dan persediaan
Jasa dipandang sebagai produk yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan sebagai persediaan untuk penggunaan dimasa datang. Sedangkan barang dapat disimpan sebagai persediaan.
b. Mutu
Jasa tidak berwujud sehingga tidak dapat dinilai mutunya.
c. Penyebaran
Jasa sering disebarkan secara geografis dan diproduksi saat pelanggan mengkonsumsinya. Sedangkan barang dapat memusatkan operasi karena produk mereka dapat dikirim ke tujuan.
d. Pemasaran dan operasi
Jasa dikonsumsi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Pada barang pemasaran pemasaran dan operasi merupakan fungsi yang terpisah. Demikian juga dengan produksi dan penjualan barang. Sehingga integrasi bidang pemasaran dan operasi menjadi permasalahaan yang sulit bagi perusahaan pengasil barang.
2.2 Pembahasan persoalan penelitian
1. Siapa saja yang bertanggung jawab atas proses produksi dan bagaimana system pengendaliannya?
Setiap bagian ada yang bertanggung jawab atas proses produksinya. Misalnya bagian pengepresan dan pencetakan yang menggunakan 3 mesin dan masing-masing mesin tangani oleh 3 karyawan, bagian ini ada 2 orang yang bertugas untuk pencetakan dan 1 orang yang mengepres. Penjemuran, pada bagian ini karyawan bertanggung jawab agar kerupuk kering tepat waktu. Penggorengan, bagian ini bertugas untuk menggoreng kerupuk dan memastikan kematangannya. Pada bagian pemasaran ada 2 orang yang bertugas untuk mengatur daerah pemasaran Seluruh proses produksi di awasi oleh mandor yang bertanggung jawab atas seluruh kinerja karyawan. Mandor ini tidak lain adalah anaknya sendiri yang bernama Saiful Rohim.
UKM ini beroperasi dari hari senin sampai sabtu mulai dari jam 7 sampai jam 3 (dari pembuatan adonan sampai penjemuran). Proses pengorengan dimulai pada jam 4 sampai malam. Untuk karyawan yang menggoreng mendapat upah lembur 10000/org.
2. Faktor apa saja yang menyebabkan kegagalan produk dan bagaimana UKM tersebut menangani masalah yang sedang terjadi ?
Banyak sekali factor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam pembuatan kerupuk, contohnya :
· Dalam hal financial, sulitnya menambah modal. Untuk menutupi modal yang kurang mereka berkerja sama dengan pabrik bahan
· Dalam hal persaingan, karena di salatiga ini tidak hanya satu usaha kerupuk atau UKM yang berkerja dalam bidang yang sama. Untuk mengatasinya beberapa UKM kerupuk membentuk suatu Paguyuban, yang berfungsi untuk membawahi semua UKM kerupuk, agar dapat bersaing dengan sehat. Sehingga tidak ada yang merasa saling dijatuhkan.
· Faktor alam seperti cuaca yang tidak menentu. Sehingga dapat menghambat jalannya proses produksi.
· Faktor lahan. Karena tempat yang terbatas untuk proses penjemuran. Sehingga UKM Mekar Putra harus mengeluarkan dana yang lebih untuk membayar sewa tempat
3. Bagaimana proses produksi kerupuk ?
Proses…
P
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Manajemen memang sangat penting bagi setiap perusahaan/ organisasi. Pada UKM Kerupuk “Mekar Putra” dalam stuktur organisasi sudah cukup bagus, misalnya ada koordinakor perkepala bagian.
3.2 Saran
Kami menyarankan kepada pemilik :
· Untuk merekrut seorang akuntan agar penyajian informasi (laporan keuangan) tersusun dalam format yang seragam dan konsisten.
· Menjaga kualitas kerupuk agar rasa dan kebersihannya lebih terjamin.
· Membuat struktur organisasi yang lebih konsisten, sehingga saat muncul masalah ada yang bertanggung jawab untuk mengatasinya.
Lampiran
Biaya produksi perhari
Bahan
Minyak Rp 8.000 x 350 kg 2.800.000
Tepung tapioca Rp 4.000 x 650kg 2.600.000
Kayu bakar (1 colt) 300.000
Bumbu tambahan 500.000
Serat kelapa Rp 5.000 x 20 karung 100.000
Biaya kemasan Rp 5.000 x 80 buah 400.000
Beban gaji:
Gaji pegawai Rp 30.000 x 20 orang 600.000
Gaji mandor 400.000
Uang makan pegawai Rp15.000x 2orang 300.000
Upah lembur pegawai Rp 10.000x 5 orang 50.000
Biaya pemasaran 6.000.000
Biaya listrik 16.000
Sewa tempat 8.000
TOTAL BIAYA PRODUKSI PERHARI 14.074.000
Biaya produksi perbulan :
14.074.000 x 25hari = Rp 351.850.000
Penjualan Kerupuk Perbulan :
80.000 krupuk/hari x Rp200 x 25 hari = Rp 400.000.000
LABA BERSIH :
400.000.000 - 351.850.000 = Rp 48.150.000